Pakde Air: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar?

Badruz Zaman

Indramayu, Sketsaindonesia.id 20 September 2024 –
Perjalanan politik Ady Setiawan pupus sudah setelah empat bulan pada 2024 sebelumnya, gencar mengibarkan ratusan atribut yang terpasang di setiap pelosok Indramayu.

Sosok Ady Setiawan, yang kerap dipanggil Pakde Air atau Bakul Banyu, yang juga sebagai tokoh religius spiritual, akhir-akhir ini menghilang bak ditelan air. Bahkan nyaris tak pernah terlihat di lingkungan komunitas para pejabat Indramayu.

Lalu, bagaimana dan kemana arah politik putra kelahiran Semarang itu? Menurut narasumber dari kalangan Tokoh Agama Nahdiyin Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang mengetahui jejak langkahnya, Ady Setiawan dikatakan sedang berkontemplasi untuk memikirkan langkah karier dan sumbangsih terbaiknya untuk masyarakat Indramayu.

Menurut Kiai dan Habaib yang cukup berpengaruh di Indramayu, yang meminta namanya tidak dituliskan, mereka mendoakan semoga Ady Setiawan diberi kekuatan dan kesehatan.

“Bisa jadi kalau Pakde Air tidak punya pengalaman dalam persoalan politik, suasana kebatinan Pakde akan terganggu. Tetapi saya tahu persis sepak terjang beliau, yang memiliki jiwa pejuang dan petarung tahan banting,” ujar Kiai tersebut.

Secara terpisah, tokoh muda Indramayu, Ali Wardana, yang juga kerabat baik Pakde Air, mengatakan bahwa Pakde Air adalah orang yang sedikit banyak berkontribusi terhadap masyarakat Indramayu.

Terbukti dengan banyaknya kontribusi beliau terhadap kegiatan sosial keagamaan sehingga masyarakat berharap beliau menjadi salah satu kandidat calon. Akan tetapi, niat baiknya terganjal oleh elit partai yang tidak memberikan rekomendasi.

“Masyarakat menunggu arah dukungan Bakul Banyu seperti air mengalir, bermuara ke mana? Masyarakat juga menunggu untuk mengikuti arah dukungan Pakde. Jangan sampai ada istilah ‘Air Susu Dibalas Air Tuba’,” ujar Ali Wardana.

Ali juga menegaskan sudah saatnya masyarakat Indramayu memberi kesempatan beliau untuk move on dan berpikir terbaik untuk masa depan beliau serta sumbangsih pemikiran bagi pembangunan Indramayu.

“Saya kira masyarakat Indramayu dan para tokoh Nahdliyin, para alim ulama, masih butuh sosok beliau di Indramayu,” pungkas Ali Wardana.

Ali juga menyampaikan bahwa Ady Setiawan mampu menjadi jangkar kebaikan antara roda birokrasi dan kultur masyarakat. Gaya low profile dan santainya membuat jurnalis juga antusias terhadap beliau.

Saat dihubungi melalui telepon selulernya, Ady Setiawan merespon bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan masih aktif menjalankan aktivitas rutin bekerja di PDAM Tirta Darma Ayu.

“Alhamdulillah, saya sehat, Om Jun. Saya tetap bekerja sebagai Bakul Banyu,” ujar Ady.

“Cuma mohon maaf, Om, kalau ada tamu dari para tokoh-tokoh di Indramayu yang ingin bertemu yang tidak terkait passion tupoksi, saya sering kali mengalami gangguan psikis. Bahkan saya rutin kontrol ke psikiater dan bersilaturahmi dengan Kiai karena jauh dari keluarga,” ungkap Ady Setiawan.

Saat ditanya apakah kondisi Pakde seperti ini sudah diketahui oleh pihak keluarga, Ady Setiawan menjawab sudah. Bahkan istri dan anak-anaknya, termasuk kedua orang tuanya, meminta Ady segera mengambil sikap untuk menyatakan mundur dari kedinasannya.

“Istri, anak saya, termasuk orang tua saya, sudah tahu bahwa saya rutin kontrol ke psikiater. Keluarga saya meminta saya mundur dari kedinasan,” kata Ady.

Namun dorongan untuk mundur itu tidak diiyakan oleh Ady. Ia merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan jabatannya sebagai Dirut PDAM Indramayu hingga akhir masa jabatannya.

“Jujur, banyak rekan di luar sana yang meminta saya pindah dan memimpin PDAM di sekitar wilayah Jawa Barat. Bukan cuma di Jawa Barat, Om Jun, tapi juga di kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa,” ungkap Ady Setiawan.

Baca Juga:

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer